Senin, 02 April 2012

TOMCAT

Semakin maraknya kabar tentang serangga TOMCAT, di mana serangga ini telah membuat heboh warga.


Tomcat sendiri adalah , serangga dengan nama spesies Paederus fuscipes, termasuk Famili Staphylinidae, Ordo Coleoptera.  Serangga ini memiliki panjang tubuh lk. 10 mm dan lebar lk. 2mm.  Umumya ukuran serangga jantan lebih kecil dibandingkan serangga betina.  Warna kepala hitam, toraks (‘dada’) dan sebagian abdomen (‘perut’) berwarna merah, sedangkan ujung abdomen berwarna hitam dan meruncing (Gambar 1).  Ciri yang mencolok dari serangga ini selain warna hitam dan merah adalah sayap depan (elitra) yang pendek ,hanya menutupi sebagian abdomen.  Serangga dewasa dapat terbang dengan baik dan pada saat tidak terbang sayap belakang terlipat di bawah sayap depan.
Iritasi pada kulit (dermatitis) yang disebabkan oleh serangga Paederus telah banyak dilaporkan dari seluruh bagian dunia, terutama Afrika dan Asia.  Namun, laporan pertama kali dalam literur kedokteran tentang dermatitis yang disebabkan oleh serangga Paederus  dilaporkan oleh seorang Belanda bernama Vorderman di Majalah Ilmu Kedokteran Belanda (Geneeskunde Tijdschrift Nederland) pada tahun 1901.  Ia melaporkan tempat kejadian adalah di Anjer-Kidoel dan Raoen dekat Djember.  Serangga yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus peregrines (Fabricus) yang merupakan nama lain (sinonim) Paederus fuscipes (Curtis).
Serangga Tomcat tidak seburuk seperti yang diberitakan selama ini
Serangga Tomcat tidak menggigit dan tidak menyerang manusia.  Namun serangga ini mempunyai cairan hemolimfa (darah) yang mengandung zat beracun untuk pertahanan yang disebut pederin. Zat ini dihasilkan oleh bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis di dalam tubuh serangga (endosimbion).  Pederin apabila terkena kulit dapat menyebabkan iritasi (Gamba2) , dan apabila digaruk akan dapat menyebar ke bagian tubuh lain.  Namun demikian tidak menyebabkan melepuh sebagaimana gejala penyakit herpes atau dermatitis oleh serangga lain seperti Meloidae.   Senyawa pederin dikenal merupakan penghambat sintesis DNA dan pembelahan sel, karena itu merupakan salah satu kandidat antitumor yang potensial.
Serangga yang menempel pada kulit tidak akan mneyebabkan dermatitis, kecuali serangga tersebut tergencet sehingga cairan hemolimfanya yang mengandung pederin mengenai kulit.
Serangga Tomcat sahabat petani
Serangga Tomcat banyak ditemukan di persawahan atau tanaman pertanian lain.  Serangga Tomcat merupakan pemangsa (predator) yang memakan serangga kecil lain.  Di persawahan Tomcat memakan wereng coklat yang merupakan hama padi.  Seekor serangga Tomcat dewasa mampu makan 5-7 wereng pra-dewasa (nimfa).  Telur serangga Tomcat memerlukan waktu lk 30 hari untuk menjadi serangga dewasa, namun umur serangga dewasa dapat mencapai lk. 120 hari.  Sehingga apabila rata-rata serangga deawas makan 5 ekor wereng colat sehari maka selama hidupnya serangga Tomcat dapat memakan lebih dari 600 ekor hama wereng coklat pada tanaman padi.  Pada lahan persawahan yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang tidak menggunakan pestisida, populasi serangga Tomcat sangat banyak sehingga menekan serangan hama wereng.
Serangga Tomcat sahabat petani
Serangga Tomcat banyak ditemukan di persawahan atau tanaman pertanian lain.  Serangga Tomcat merupakan pemangsa (predator) yang memakan serangga kecil lain.  Di persawahan Tomcat memakan wereng coklat yang merupakan hama padi.  Seekor serangga Tomcat dewasa mampu makan 5-7 wereng pra-dewasa (nimfa).  Telur serangga Tomcat memerlukan waktu lk 30 hari untuk menjadi serangga dewasa, namun umur serangga dewasa dapat mencapai lk. 120 hari.  Sehingga apabila rata-rata serangga deawas makan 5 ekor wereng colat sehari maka selama hidupnya serangga Tomcat dapat memakan lebih dari 600 ekor hama wereng coklat pada tanaman padi.  Pada lahan persawahan yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang tidak menggunakan pestisida, populasi serangga Tomcat sangat banyak sehingga menekan serangan hama wereng.
Serangga Tomcat sudah ada di seluruh Indonesia
Dapat dipastikan bahwa serangga Tomcat sudah menyebar di seluruh daerah di Indonesia sejak puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu sebagaimana dilaporkan oleh Vorderman (1901).  Di persawahan serangga Tomcat dengan mudah dapat ditemukan, apalagi pada persawahan yang menerapkan PHT tanpa menggunakan pestisida.  Pada tanggal 26 Maret kami mencari serangga Tomcat di salah satu petak sawah di belakang kampus IPB, tepatnya di kampong Cangkurawok.  Dalam waktu lk 30 menit kami dengan mudah mendapatkan lebih dari 30 ekor serangga Tomcat.  Oleh karena itu tidak ada hal yang perlu dicemaskan, karena sebenarnya serangga ini sudah puluhan tahun berada disekeliling kita.

SUMBER ARTIKEL : http://faperta.ipb.ac.id
SUMBER GAMBAR: http://4.bp.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar